VAGINA BULU TIPIS
Karena tidak mampu menyekolahkannya, Budenya yang perawan tua dan sudah berusia 48 tahun, memungutnya menjadi anak sendiri untuk diseklahkan, dengan harapan, nanti kalau dia sudah tua dia bisa menumpang pada Jojo dan rumah serta sawah dan kios kecil di pasar kecamatan yang dua pintu tapi disatukan menjadi milik Jojo. Ibu dan ayah Jojo sangat senang dan bahagia.
Pagi-pagi sdeali keduanya sudah bangun kemudian mengerjakan pekerjaan masing-masing lalu sarapan. Mumpung belum masuk sekolah ke STM, Jojo ikut ke pasar membantu jualan. Di pasar, Bude sudah sangat terkenal sebagai grosir jamu dari sebuah perusahaan. Dari kecamatan lain banyak yang membeli jamu produk perusahaan jamu tertua itu ke kiosnya.Walau suadh berusia 48 tahun Bude kelihatan masih padat dan berisi. Dia seallu mengenakan kebaya pendek, dengan rambut disisir rapi dan disanggul, serna mengenakan kain batik, juga selendang. Sejak kehadiran Jojo, dia tidak naik ojek lagi, karena Bude sudah pula mengkredit sebuah motor China untuk nanti Jojo pakai ke sekolahnya. Budenga sangat senang, karean Jojo sangat rajin.
Pukul 12.00 JOjo sudah membuka nasi dari rantang dan menauhnya ke piring dan menyiapkan segalanya, agar Budenya makan siang dan Jojo yang ganti menjaga kios melayani pembeli yang seakan-akan tak pernah habisnya. Pantas setiap sore, Bude selalu membawa uang yang banyak dalam tas-nya.
Bude walau tingginya 156 Cm, berkulit putih bersih sedikit kerutan di wajahnya, namun teteknya masih bulat dan padat, serta pantatnya besar dan padat pula. Dia meminta Jojo mentyelempangkan tas berisi uang dan Bude naik ke boncengan serta di atas pahanya dia membawa bawaan dalam plasti agak lumayan besar. Pukul 17.20 (berkisar seperti itu setiap hari secara rutin) mereka sampai ke rumah yag tak jauh dari pasar.
Rumah Bude persis di pinggira desa, tersendiri di tepi sawahnya yag baru saja ditanami oleh orang lain. Hasil sawahnya akan dibagi tiga. Dua untuk yang mengerjakan, satu untuk Bude.
Setelah mandi, Bude bersiap-siap menyiapkan makan malam mereka. Begitu keluar dari kamar mandi, Jojo sangat kagum dan horny melihat tubuh Bude-nya. Dengan mengenakan daster mini yang sangat tipis dan tanpa bra, kelihatan seperti transparan, pentil teteknya dan kulit perutnya yang putih mulus. Jojo menelan ludahnya. Gantian Jojo memasuki kamar mandi.
Bude tersenyum, karean dia melihat bagaimanan mata Jojo seperti terhipnotis melihat tubuhnya. Bude lupa, kalau sebenarnya, dia tidak lagi sendirian di rumahnya. Tapi melihat mata Jojo yang seperti terhipnotis tadi, jadi ada pikiran lain dalam dirinya. Tapi… Jojo kan keponakannya sendiri, anak dari adiknya dan dia sudah ucapklan kepada adiknya dan suami adiknya, kalau Jojo dia jadikan anaknya sendiri?
Sembari menyiapkan makanan, dia terus melamun. Entah kenapa tiba-tiba Bude juga sepertinya berpikiran aneh juga, terlebih setelah melihat Jojo keluar dari kamar mandi hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Guh… masih muda, tapi kelihatan tubuhnya demikian atletis.
Mereka makan berdua di ruang makan di dapur. Bude sengaja melepas dua kancing bagian atas dasternya dan memperlihatkan belahan dada-nya yang putih. Di hadapannya ada lemari makan dan dari kaca lemari makan itu, dia mampu melihat apa yang dilakukan Jojo. Seakan kaca itu adalah cermin pengawas. Bude melihat Jojo memperhatikan dadanya, kemudian meloroh ke pahanya. Dalam Hati Bude tersenyum.
Seperti tidak sengaja, dia mengangkap pahanya, sampai pangkal pahanya kelihatan putih dan Jojo memperhatikannya tanpa kedip. Lagi-lagi Bude tersenyum dalam hati, tapi dadanya sudah menggemuruh, apa yang harus dilakukannya.
Bude pernah pacaran selama tiga tahun dengan seorang laki-laki tetangga mereka dan Bude sudah menyerahkan segalanya kepada laki-laki itu. filmbokepjepang.net Selama dua tahun dan hampir tiga kali seminggu mereka melakukan hubungan suami isteri, tapi Bude tak hamil-hamil dan laki-laki itu pun memutuskan untuk berpisah. Sejak itu Bude tak mau lagi dekat dengan laki-laki, terlebih hubungan mereka sempat tidak disetujui oleh keluarganya.
Usai makan, Jojo langsung mengangkati piring kotor, walau dilarang oleh Bude.
“Kamu anak yang rajin dan suka membantu.”
“Namanya juga anak, ya harus membantu ibunya. Ibu kan sudah capek,” kata Jojo yang tidak lagi memanggilnya Bude, tapi ibu, karena sudah dilafaskan Jojo sebgai anak sendiri. Bude tersenyum manis. Saat Jojo menjangkau sebuah gelas dan tubuhnya dekat dengan Bude, Bude memeluknya dan merangkulnya. Anak ibu memang rajin dan iobu senang sekali, katanya mencium pipi Jojo dan memeluknya.
Orang yang berbakti kepada ibunya pasti akan diberkati, kata Bude pula sembari memeluk Jojo dan buah dadanya menempel di dada Jojo. Srrrrr… darah Jojo berdesir akibat tempelan tetek besar yang kenyal itu.
Acara dangdut di TV mereka tonton berdua. Dan Bude menarik Jojo untuk duduk dekat denganya di sofa. Bude merangkulnya dan membelai-belai Jojo.
“Sebagai ibu, dia wajib menyusui anaknya. Walau aku tidak memiliki air susu lagi, tapi aku harus menyusuimu, agar kamu sah menjadi anakku,” kata Bude sembari mengelus kepala Jojo. Jojo memejamkan matanya rabutnya dielus-elus dengan kemanjaan. Bude melepas semua kancing dasrernya dan mengeluarkan teteknya.
“Kamu harus netek, dan kamu sah adalah anakku,” kata Bude menyodorkan teteknya ke muluit Jojo. Dengan dada menggemuruh, Jojo merebahkan kepalanya di paha Bude dan Bude menyodorkan teteknya ke mulut Jojo sembari mengelus-elus rambut Jojo. Dada Bude juga menggemuruh keras dan vaginanya sudah mulai kembang kempis seperti pantat ayam. Bude mengarahkan bagaimana cara mengisap tetek dan mempermainkan lidah pada teteknya. Lepas dari satu tetek, dipindahkan ke tetek yang lainnya.
“Ikhhhh… anak ibu memang pintar. Ibu berharap, kamu tetap sehat dan nanti bisa tempat ibu menumpang hidup,” bisik Bude ke telinga Jojo. Tapi desahan nafas bisikan Bude di telinga Jojo membuatnya semakin gelisah dan bulu kuduknya jadi merinding.
Tangan Bude mengelus dada Jojo yang telanjang dan tela[ak tangan Bude sengaja dipermainkan pada pentil tetel Jojo. Jojo pun suaddh tak mampu mengendalikan dirinya. Dia peluk Bude dan sebelah t etek yang lain diremasnya. Jojo membuka melepas semua kancing daster Bude sembari terus menetek dan Bude ikut membantunya, sampai Buda tinggal memakai CD saja.
Bude pun nafasnya sudah tidajk teratur lagi, lalu melepas celana pendek berkaret bersama CD yang ada di balik celana m\pendek itu, membuat Jojo sudah telanjang bulat.
Jojo terus menguisap tetek Bude, dan Bude secara perlahan melepas pula CD nya sampai dia juga telanjang bulat, sementara tangannya dengan cepat meraih remote controle mengecilkan suara TV. Di raihnya ke belakang kepalanya, ada saklar lampu dan Klik… lampu pun padam. Hanya ada sinar dari kaca TV dan sinar dari ruang makan di bekalang.
Dituntunnya Jojo duduk menghadapnya di lantai, kemudian Bude mengangkangkan kedua kakinya, lalu ditariknya kepala Jojo sampai rapat ke vaginanya.
“Walau kamu belum pernah saya lahirkan, anggaplah ini kelahiranmu. Kamu lahir tanpa sehelai benang pun juga,” bisik Bude kepada Jojo. Mulut Jojo dirapatkannya ke vaginanya dan dia minta Jojo menjilati vaginanya.
“Sebagai ganti kelahiranmu, karena kamu tak mungkin lagi masuk ke dalam perutku, mata biarlah lidahmu menyentuh….” kata Bude.
Diarahkannya Jojo menjilati vaginanya, bagian mana vagina itu dijilatnya, sampai Bude benar-benar basah dan mendekati puncak birahinya. Bude pun turun ke karpet dan menelentangkan dirinya, lalu ditariknya Jojo menindih tubuhnya dan menuntun kontol Jojo menelusup ke dalam liang vaginanya.
Huuuhhhh… hangat terasa kontol Jojo memasuki vagina Bude, demikian Jojo juga merasa hangat kontolnya berada di dalam liang Bude.
Secara repleks Jojo mulai mencucuk cabut kontolnya di dalam liang Bude dan Bude memberi respons yang kuat pula. Tidak lama, keduanya berpelukan erat dengan nafas sama-sama memburu dan Bude memeluk Jojo semakin kuat dan menpeit tuhbuhnya dengan kedua kakinya, lalu Bude mendesah… Jooooo…. hayo sirami ibumu ini sayang, sebagai tanda kelahiranmu. Hayooo…. jooooo….
Crot…croo… crooooottt… sperma Jojo tumpah ruah di dalam rahim Bude, Tubuh Jojo menegang dan akhrinya, mereka sama-sama terkulai lemas…..